Halo
readers selamat datang kembali di blog ilmusosialkeren.blogspot.com, kali ini
penulis ingin memberikan sebuah pengetahuan tentang sejarah loh...
Disini
penulis akan menceritakan tentang peristiwa pertempuran Ambarawa. Jangan lupa
sebelum membaca sebaiknya berdoa terlebih dahulu semoga blog yang kalian baca
ini akan bermanfaat bagi kalian semua..
Latar Belakang
terjadinya pertempuran Ambarawa
Pertempuran
Ambarawa ini di latar belakangi oleh kedatangan tentara sekutu pada tanggal 20
oktober 1945, tentara sekuru yang dipimpin oleh Brigadir Bethell mendarat di
semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara jepang yang berada
di penjara Ambarawa dan Magelang. Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro bahkan
menyepakati akan menyediakan bahan makanan serta bantuan lain yang diperlukan
demi kelancaran tugas sekutu. Sementara itu, pihak sekutu berjanji tidak akan
mengganggu kedaulalatan Republik Indonesia. Akan tetapi, NICA yang dibonceng
pasukan sekutu mempersenjatai para bekas tawanan tersebut. Hal ini menimbulkan
kemarahan bagi pihak Indonesia.
Jalannya
Pertempuran
Dengan
di latar belakangi tentara sekutu yang memboncengi NICA dan mempersenjatai para
bekas tawanan perang, konflik bersenjata tidak dapat dihindari. Pertempuran bermula di Magelang pada 26
oktober, pertempuran ini terus berlanjut antara sekutu dan Tentara Keamanan
Rakyat (TKR). Pertempuran baru berhenti ketika Presiden Soekarno tiba di
Magelang pada 2 November 1945. Ia kemudian melakukan pertemuan dengan Brigjen
Bethell. Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan antara pemerintah
Indonesia dan pihak Sekutu. Berikut 3 dari 12 butir kesepakatan antara
Indonesia dan Sekutu.
·
Sekutu
akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang dalam rangka menyelesaikan tugas
pokoknya, yaitu mengurus para tahanan, tetapi dengan jumlah yang terbatas.
·
Jalan
raya antara Magelang dan Semarang tetap terbuka bagi lalu lintas tentara Sekutu
dan masyarakat Indonesia.
·
Sekutu
tidak akan mendukung aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah
kekuasaannya.
Dalam
kenyataannya, pihak Sekutu melanggar kesepakatan tersebut, salah satunya dengan
menambah jumlah pasukannya di Magelang. Karena alasan tersebut, pada 20
November 1945, terjadi pertempuran antara TKR dan pasukan Sekutu di Ambarawa. Pasukan
Sekutu menjatuhkan bom di desa-desa sekitar Ambarawa, sehingga TKR terpaksa
menarik pasukannya ke wilayah yang aman.
Pada
21 November 1945, datang bantuan TKR dari Purwokerto dan juga dari Yogyakarta. Mereka
mengepung Ambarawa dengan menduduki desa-desa di sekitar kota tersebut. Selanjutnya,
pada 26 November 1945, pimpinan TKR dari Purwokerto Letnan Kolonel Isdiman
gugur dalam pertempuran. Kedudukannya kemudian digantikan oleh atasannya
langsung, yaitu Kolonel Soedirman. Kehadiran Soedirman memberikan napas baru
kepada pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan
pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah
serangan mendadak di semua sektor. Sementara itu, bala bantuan terus mengalir
dari Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.
Yakin bahwa posisi tentara Sekutu di dalam kota mulai terdesak, pada 12
Desember 1945 Soedirman memerintahkan untuk mengepung Ambarawa dari berbagai
penjuru.
Pertempuran
Ambarawa berlangsung sengit. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang
menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi
sehingga musuh benar-benar terkurung . suplai dan komunikasi dengan pasukan
induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada 15
Desemmber 1945, pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa
serta memaksa Sekutu menarik kembali pasukannya dari Ambarawa ke Semarang. Kemenangan
pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa. Selain
itu, tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari jadi TNI Angkatan Darat atau
Hari Juang Kartika
No comments:
Post a Comment